Belajar Aksara Jawa Lengkap Beserta Contohnya

Aksara Jawa merupakan aksara tradisional yang berkembang di pulau jawa, ditulis dari kiri ke kanan dengan tanpa spasi pada antarkatanya (scriptio continua).

Utamanya digunakan untuk menulis bahasa Jawa, namun dapat juga diterapkan untuk menulis bahasa lainnya seperti Sunda, Madura, Sasak, dan Melayu, atau bahasa historis seperti Sanskerta dan Kawi.

Sejak dikenalkannya dengan huruf Latin, aksara Jawa berangsur-angsur ditinggalkan sehingga saat ini penerapannya dalam kehidupan sehari-hari sangatlah terbatas.

1. Aksara Wyanjana

Aksara Wyanjana merupakan huruf dasar Aksara Jawa yang bersifat silabik atau kesukukataan.

Setiap aksaranya merupakan satu suku kata utuh yang terdiri dari sebuah konsonan dan sebuah vokal bawaan /a/.

Masing-masing Aksara Wyanjana memiliki Aksara Pasangan yang berfungsi untuk mematikan atau menghilangkan vokal dari aksara sebelumnya.

1.1 Aksara Nglegena

Aksara Nglegena merupakan 20 Aksara Wyanjana yang diajarkan pada penulisan aksara Jawa Modern.

Untuk pengurutannya, Aksara Nglegena menggunakan deret Hanacaraka atau Carakan.

Deret ini terkenal karena urutannya membentuk sebuah pangram mengenai legenda Ajisaka yang berbunyi seperti berikut :

hana caraka (ada dua utusan)
data sawala (saling berselisih pendapat)
padha jayanya (sama-sama sakti)
maga bathanga (keduanya menjadi mayat)

Aksara Nglegena Beserta Pasangannya

ꦲ꧀ꦲ
a/ha
ꦤ꧀ꦤ
na
ꦕ꧀ꦕ
ca
ꦫ꧀ꦫ
ra
ꦏ꧀ꦏ
ka
ꦢ꧀ꦢ
da
ꦠ꧀ꦠ
ta
ꦱ꧀ꦱ
sa
ꦮ꧀ꦮ
wa
ꦭ꧀ꦭ
la
ꦥ꧀ꦥ
pa
ꦝ꧀ꦝ
dha
ꦗ꧀ꦗ
ja
ꦪ꧀ꦪ
ya
ꦚ꧀ꦚ
nya
ꦩ꧀ꦩ
ma
ꦒ꧀ꦒ
ga
ꦧ꧀ꦧ
ba
ꦛ꧀ꦛ
tha
ꦔ꧀ꦔ
nga
  • Bentuk Dasar Aksara
  • Bentuk Pasangan Aksara

Contoh Penggunaan Aksara Nglegena

da
ra
merpati
ba
ꦤ꧀ꦝ
ndha
harta
a
ꦏ꧀ꦱ
ksa
ra
aksara

1.2 Aksara Murda

Selain Aksara Nglegena, penulisan Aksara Jawa modern juga menggunakan 8 Aksara Wyanjana tambahan yang disebut sebagai Aksara Murda.

Aksara Murda dipakai khusus sebagai penghormatan dalam penulisan nama, gelar, atau tempat.

Aksara Murda Beserta Pasangannya

ꦟ꧀ꦟ
na
ꦑ꧀ꦑ
ka
ꦡ꧀ꦡ
ta
ꦯ꧀ꦯ
sa
ꦦ꧀ꦦ
pa
ꦘ꧀ꦘ
nya
ꦓ꧀ꦓ
ga
ꦨ꧀ꦨ
ba
  • Bentuk Dasar Aksara
  • Bentuk Pasangan Aksara

Contoh Penggunaan Aksara Murda

ra
ꦡ꧀ꦤ
tna
ratna
na
ꦤ꧀ꦢ
nda
nanda
ja
ya
ba
ya
jayabaya

1.3 Aksara Wyanjana Lainnya

Beberapa Aksara Wyanjana peninggalan masa lampau kini sudah tidak lagi digunakan pada penulisan Aksara Jawa modern ataupun memiliki penggunaan yang terbatas.

Aksara Wyanjana Lainnya Beserta Pasangannya

Ca Murda
ꦖ꧀ꦖ
ca
Ra Agung
ꦬ꧀ꦬ
ra
Ka Sasak
ꦐ꧀ꦐ
qa
Da Mahaprana
ꦣ꧀ꦣ
da
Sa Mahaprana
ꦰ꧀ꦰ
ṣa
Dha Mahaprana
ꦞ꧀ꦞ
ḍha
Ja Mahaprana
ꦙ ​꧀ꦙ
jha
Tha Mahaprana
ꦜ꧀ꦜ
ṭha
  • Bentuk Dasar Aksara
  • Bentuk Pasangan Aksara

Keterangan

  • Aksara Ca Murda (ꦖ) hanya teratestasi dalam bentuk pasangan, bentuk aksara dasarnya merupakan rekonstruksi kontemporer
  • Aksara Ra Agung (ꦬ) memiliki fungsi yang serupa dengan Aksara Murda lainnya namun tidak dikenal secara luas karena penggunaannya yang terbatas di lingkungan keraton
  • Aksara Ka Sasak (ꦐ) digunakan dalam penulisan bahasa Sasak
  • Aksara Mahaprana tidak memiliki fungsi dalam penulisan bahasa Jawa modern dan hanya digunakan dalam penulisan bahasa Sanskerta-Kawi
wa
ꦠ꧀ꦰ
tṣa
watṣa
(bhs Kawi)
ꦥꦴ
ꦟ꧀ꦝ
nda
wa
pāndawa
(bhs Kawi)

2. Sandangan

Sandangan merupakan segala macam tanda baca yang melekat pada aksara yang digunakan untuk mengubah bunyi aksara tersebut.

Tiap sandangan memiliki nama sendiri serta posisi peletakan yang bervariasi baik itu di atas, di bawah, di kiri, di kanan, maupun mengapit di kiri-kanan aksara.

2.1 Sandangan Swara

Sandangan Swara berfungsi sebagai pengubah bunyi vokal bawaan aksara.

Wulu
ꦏꦶ
ki
Suku
ꦏꦸ
ku
Pêpêt
ꦏꦼ
kê
Taling
ꦏꦺ
ke
Taling-Tarung
ꦏꦺꦴ
ko

Contoh Penggunaan Aksara Swara

ba
ꦚꦸ
nyu
air
ꦏꦺꦴ
ko
ꦮꦺ
we
kamu
ꦩꦼ
na
ꦮꦶ
wi
barangkali

2.2 Sandhangan Swara Dirga

Sandangan Swara Dirga merupakan kelompok Sandangan Swara bervokal panjang.

Di masa lampau, sandangan ini sering ditemukan dalam penulisan bahasa Sanskerta-Kawi.

Saat ini, penerapannya lebih sering ditemukan dalam penulisan Aksara Jawa pada bahasa lain seperti bahasa Indonesia ataupun Sunda.

Tarung
ꦏꦴ
kā
Dirga Melik
ꦏꦷ
kī
Dirga Mendhut
ꦏꦹ
kū
Dirga Mure
ꦏꦻ
kai
Dirga Mure-Tarung
ꦏꦻꦴ
kau
Pêpêt-Tarung
ꦏꦼꦴ
kêu

Contoh Penggunaan Sandangan Swara Dirga

ꦨꦴ
bhā
ꦱ꧀ꦮ
swa
ra
bhāswara
(bhs Kawi)
ꦱꦼ
ꦭꦻ
lai
sêlai
(bhs Indonesia)
ba
ꦲꦼꦴ
hêu
la
bahêula
(bhs Sunda)

2.3 Sandangan Panyigeg

Sandangan Panyigeg digunakan untuk mengimbuhkan konsonan penutup pada suku kata aksara atau membuat aksara menjadi huruf mati.

Wignyan
ꦏꦃ
kah
Layar
ꦏꦂ
kar
Cecak
ꦏꦁ
kang
Pangkon
ꦏ꧀
k

Keterangan

  • Pangkon (​) hanya digunakan di akhir kalimat atau kata, gunakan Pasangan untuk membuat huruf mati di tengah kata atau kalimat.

Contoh Penggunaan Sandangan Panyigeg

ꦲꦺꦴ
o
ꦮꦃ
wah
berubah
a
ꦚꦂ
nyar
baru
ꦱꦼ
ꦠꦸꦁ
tung
ga
ꦭ꧀
l
satu

2.4 Sandangan Wyanjana

Sandangan Wyanjana berfungsi untuk menyelipkan konsonan pada suku kata aksara.

Pengkal
ꦏꦾ
kya
Cakra
ꦏꦿ
kra
Cakra Kêrêt
ꦏꦽ
k

Contoh Penggunaan Sandangan Wyanjana

ꦒꦼ
ꦩꦼ
ꦧꦾꦂ
byar
gêmêrlap
ꦧꦸ
bu
ꦧꦿꦃ
brah
rusak
ꦱꦽ
srê
ꦔꦺ
nge
ꦔꦺ
nge
matahari

3. Aksara Swara

Aksara Swara merupakan aksara vokal murni yang tidak memiliki konsonan di awal suku katanya.

Pada penulisan Aksara Jawa modern, aksara ini digunakan untuk menuliskan nama atau istilah asing yang pelafalannya perlu diperjelas — menggantikan Aksara Wyanjana Ha (ꦲ) yang memiliki pelafalan ambigu.

A
I
U
E
O

Contoh Penggunaan Aksara Swara

I
ꦤ꧀ꦝꦺꦴ
ndo
ꦤꦺ
ne
ꦱꦾ
sya
Indonesia
A
ꦩꦺ
me
ꦫꦶ
ri
ka
Amerika

4. Aksara Swara Dirga

Aksara Swara Dirga merupakan kelompok Aksara Swara bervokal panjang.

Umumnya kelompok aksara ini sudah tidak lagi digunakan pada penulisan Aksara Jawa modern.

ꦄꦴ
Ā
Ī
ꦈꦴ
Ū
Ai
ꦎꦴ
Eu

Contoh Penggunaan Aksara Swara Dirga

Ai
ꦭ꧀ꦭꦂ
rla
ꦔ꧀ꦒ
ngga
Airlangga
(bhs Kawi)

5. Aksara Ganten

Aksara Ganten merupakan aksara yang digunakan untuk menggantikan kombinasi Aksara tertentu.

Nga Lêlêt
(pengganti ꦭꦼ)
Pa Cêrêt
(pengganti ꦫꦼ)

Contoh Penggunaan Aksara Ganten

ꦩꦸ
mu
gêmuk
ka
sa
sêngsara

6. Aksara Ganten Lainnya

Terdapat dua Aksara Ganten lainnya yang saat ini sudah tidak lagi umum digunakan dalam penulisan Aksara Jawa modern.

Nga Lêlêt Raswadi
lêu
(pengganti ꦭꦼꦴ)
Pa Cêrêt-Tarung
ꦉꦴ
rêu
(pengganti ꦫꦼꦴ)

Contoh Penggunaan Aksara Ganten Lainnya

ꦢꦼꦴ
dêu
lêu
dêulêu
(bhs Sunda)
ꦥꦶ
pi
ꦉꦴ
rêu
pirêu
(bhs Sunda)

7. Aksara Rekan

Aksara Rekan merupakan aksara tambahan yang digunakan untuk menulis serapan dari bahasa asing, seperti bahasa Arab, Indonesia, atau bahasa lainnya.

Pembentukan Aksara Rekan dilakukan dengan menambahkan Sandangan Cecak Telu (​꦳) pada aksara yang bunyinya dianggap paling mendekati dengan bunyi asing yang bersangkutan.

Contohnya, untuk membentuk bunyi /fa/, Sandangan Cecak Telu (​꦳) ditambahkan pada Aksara Wyanjana Pa (ꦥ).

Karena ketiadaan persetujuan bersama dan lembaga bahasa yang mengatur, bentuk Aksara Rekan bisa jadi berbeda antar penulis.

Aksara Rekan Menurut Hollander

ꦲ꦳
ha
(ح)
ꦏ꦳
kha
(خ)
qa
(ق)
ꦕ꦳
dza
(ذ)
ꦱ꦳
sya
(ش)
ꦥ꦳
fa/va
(ف)
ꦗ꦳
za
(ز)
ꦒ꦳
gha
(غ)
ꦔ꦳
‘a
(ع)

Contoh Penggunaan Aksara Rekan

ꦗ꦳ꦻ
zai
ꦤꦸ
nu
ꦭ꧀
l
zainul
ꦥ꦳ꦶꦂ
fir
da
ꦲꦸ
u
ꦱ꧀
s
firdaus

8. Aksara Angka

Aksara Jawa memiliki lambang bilangannya sendiri di mana beberapa dari lambang bilangan tersebut memiliki bentuk yang identik dengan aksara lain — Contohnya, antara Aksara Angka satu (꧑) dengan Aksara Wyanjana Ga (ꦒ).

Untuk memperjelas fungsinya sebagai lambang bilangan, Aksara Angka yang berada di tengah kalimat perlu diapit oleh tanda baca Pada Pangkat (꧇) atau Pada Lingsa (꧈).

Pengapit ini dapat diabaikan apabila fungsi lambang bilangan sudah jelas dari konteks, misal nomor halaman di pojok kertas.

1
2
3
4
5
6
7
8
9
0

Contoh Penggunaan Aksara Angka

꧇꧑꧇
1
ꦫꦸ
ru
ꦥꦶ
pi
ꦪꦃ
yah
1 rupiah
꧒꧐꧒꧒
2022
2022

9. Pada

Pada merupakan segala tanda baca yang dimiliki oleh Aksara Jawa.

Dalam penulisan Aksara Jawa modern, tanda baca yang paling sering digunakan ialah Pada Adeg-Adeg, Pada Lingsa, dan Pada Lungsi.

Lingsa
Tanda baca pemisah kalimat, sebagaimana koma (,)
Lungsi
Tanda baca penutup kalimat, sebagaimana titik (.)
Adêg
Tanda baca pembuka paragraf
Adêg-Adêg
Tanda baca pembuka paragraf
Piseleh
꧌ … ꧍
Tanda baca untuk mengapit bagian teks yang penting, sebagaimana tanda kurung (…)
Rêrênggan
꧁ … ꧂
Tanda baca dekoratif untuk mengapit judul
Pangkat
Tanda baca sebagaimana titik dua (:)
Rangkap
Tanda baca untuk membuat kata berulang
Andhap
Tanda baca dekoratif pembuka surat, juga sebagai penanda status sosial pengirim surat (Andhap = Rendah)
Madya
Tanda baca dekoratif pembuka surat, juga sebagai penanda status sosial pengirim surat (Madya = Menengah)
Luhur
Tanda baca dekoratif pembuka surat, juga sebagai penanda status sosial pengirim surat (Luhur = Tinggi)
Guru
꧋꧆꧋
Tanda baca dekoratif pembuka surat, juga sebagai penanda status sosial netral pengirim surat
Pancak
꧉꧆꧉
Tanda dekoratif penutup surat
Tirta Tumêtês
꧞꧞꧞
Tanda baca untuk mengoreksi kesalahan penulisan
Isen-Isen
꧟꧟꧟
Tanda baca untuk mengoreksi kesalahan penulisan

Contoh Penggunaan Pada

wa
ꦗꦶ
ji
ꦏ꧀
k
ꦏ꧀ꦭꦼ
klê
ꦛꦶ
thi
ꦏ꧀ꦒꦸ
k gu
la
ja
wa
,
ꦭꦸ
lu
ꦮꦶꦃ
wih
ꦧꦼ
ꦕꦶ
ci
ꦏ꧀ꦱꦶꦁ
k sing
ꦥꦿ
pra
sa
ja
.

Wajik klêthik gula jawa, luwih bêcik sing prasaja.

Contoh Penggunaan Pada dalam Surat

ka
ꦒꦼ
ꦩ꧀ꦲꦶ
m i
ꦧꦸ
bu

ꦲꦶꦁ
ing
da
ꦭꦼ
ꦩ꧀
m


ꦱꦼ
ꦩ꧀ꦧꦃ
mbah
pa
nga
ꦧꦼ
ꦏ꧀ꦠꦶ
kti
.


꧋꧆꧋
ꦱꦼ
sa
ꦉꦁ
rêng
a
ꦤ꧀ꦱꦸ
n su
ra
ꦠ꧀ꦩꦼ
t mê
ꦤꦶ
ni
ka
ꦏꦸ
ku
la
nga
ꦠꦸꦂ
tur
ꦫꦶ
i
ꦥꦶꦂ
pir
sa
ꦧꦶ
bi
ꦭꦶꦃ
lih
ka
ꦮꦺꦴ
wo
ꦤ꧀ꦠꦼ
ntê
ꦤ꧀ꦤ
na
ꦤ꧀ꦏꦸ
n ku
la
ꦲꦶꦁ
ing
ꦯꦸ
su
ra
ba
ya
ta
ꦤ꧀ꦱꦃ
nsah
ꦥꦶ
pi
na
ꦫꦶꦁ
ring
a
ꦤ꧀ꦫ
n ra
ha
ꦪꦸ
yu
ꦮꦶ
wi
ꦭꦸ
lu
ꦗꦼꦁ
jêng
.


ꦲꦶ
i
ꦧꦸ
bu
,
ꦧꦺ
be
ꦚ꧀ꦗꦁ
njang
ꦭꦶ
li
ꦧꦸꦂ
bur
a
ꦤ꧀ꦏꦸ
n ku
ꦭꦶ
li
ꦪꦃ
yah
ꦠꦁ
tang
ga
ꦭ꧀
l
꧇꧒꧐꧇
20
ꦢꦺ
de
ꦱꦺ
se
ꦩ꧀ꦧꦼꦂ
mbêr
꧇꧒꧐꧒꧒
2022
,
in
ꦤ꧀ꦱ꦳
sya
ꦄꦴ
A
ꦭ꧀ꦭꦃ
llah
ꦏꦸ
ku
la
ba
ꦝꦺ
dhe
ꦮꦁ
wang
ꦱꦸ
su
ꦭ꧀ꦝ
l dha
ꦠꦼꦁ
têng
ꦯꦺꦴ
so
ꦭꦺꦴ
lo
.


wa
sa
na
ꦕꦼ
ka
ꦥ꧀ꦱꦼ
p sê
ma
ꦤ꧀ꦠꦼ
ntê
ꦤ꧀ꦫꦸ
n ru
ꦩꦶ
mi
ꦪꦶ
yi
ꦤ꧀ꦱꦸ
n su
ra
ꦠ꧀ꦱ
t sa
ꦏꦶꦁ
king
ꦲꦶꦁ
ing
ꦏꦁ
kang
ꦥꦸ
pu
ꦠꦿ
tra
꧉꧆꧉
.


ꦱꦸꦁ
sung
ꦏꦼ
ꦩ꧀ꦏꦸ
m ku
la

a
ꦢꦶ
di
ꦡ꧀ꦪ
tya

Kagem Ibu
Ing ndalem
Solo

Ingkang Sembah Pangabekti

Sesarengan surat menika kula ngaturi pirsa bilih kawontenan kula ing Surabaya tansah pinaringan rahayu wilujeng.

Ibu, benjang liburan kuliah tanggal 20 Desember 2022, Insya Allah kula badhe wangsul dateng Solo.

Wasana cekap semanten rumiyin surat saking ingkang putra

Sungkem kula
Aditya

10. Pepadan

Pepadan merupakan elemen Aksara Jawa berupa serangkaian tanda baca penanda sajak.

Bentuk dan pengerjaannya sering kali memiliki nilai artisik tinggi yang menghubungkan seni tulis dan seni grafis dalam tradisi Jawa.

Purwa Pada
꧅ꦧ꧀ꦖ꧅
Penanda awal tembang
Madya Pada
꧅ꦟ꧀ꦢꦿ꧅
Penanda pergantian tembang
Wasana Pada
꧅ꦆ꧅
Penanda akhir tembang

Contoh Penggunaan Pepadan dalam Penulisan Tembang

꧃ꦔ꧀ꦖ꧃
ꦥꦁ
pang
ꦏꦸꦂ
kur
꧃ꦔ꧀ꦖ꧃
ꦩꦶꦁ
ming
ꦏꦂ
kar
ꦩꦶꦁ
ming
ꦏꦸꦂ
kur
ꦫꦶꦁ
ing
ꦲꦁ
ang
ka
ra
.

a
ka
ra
na
ka
na
ꦤ꧀ꦩꦂ
n mar
da
ꦱꦶ
si
ꦮꦶ
wi
.

ꦱꦶ
si
na
ꦮꦸꦁ
wung
ꦱ꧀ꦩꦶ
smi
ꦤꦶꦁ
ning
ꦏꦶ
ki
ꦢꦸꦁ
dung
.

ꦱꦶ
si
ꦤꦸ
nu
ba
ꦱꦶ
si
ꦤꦸ
nu
ꦏꦂ
kar
ta
.

ꦩꦿꦶꦃ
mrih
ꦏꦼ
ꦠꦂ
tar
ta
ꦥꦸ
pu
ꦏꦂ
kar
ꦠꦶ
ti
ꦤꦶꦁ
ning
ꦲꦶ
i
ꦭ꧀ꦩꦸ
lmu
ꦭꦸ
lu
ꦲꦸꦁ
hung
.

ꦏꦁ
kang
ꦠꦸ
tu
ꦩꦿ
mra
ꦥ꧀ꦲꦶꦁ
p ing
ta
ꦤꦃ
nah
ja
wa
.

a
ga
ma
a
ꦒꦼ
ꦩ꧀ꦩꦶꦁ
ming
a
ꦗꦶ
ji
.
꧃ꦆ꧃

Pangkur

Mingkar-mingkuring angkara
Akarana karênan marda siwi
Sinawung rêsmining kidung
Sinuba sinukarta
Mrih kêtarta pukartining ilmu luhung
Kang tumrap ing tanah jawa
Agama agêming aji

Sêrat Wedatama, Tembang Pangkur, Bait Pertama

 

Referensi Sumber


Tinggalkan tepuk tangan jika artikel ini bermanfaat